Senin, 12 November 2012

Museum Benteng Vredeburg



Ditulis oleh : Trinityas Puspita Asmara





Saya dan teman-teman sejurusan mendapat tugas untuk mengunjungi museum-museum yang ada di D.I.Y dan saya memilih untuk mengunjungi museum Benteng Vredeburg. Tidak ada alas an khusus sebenarnya kenapa saya memilih museum ini hanya dilandasi rasa penasaran belaka. Dan berikut adalah sepintas sejarah mengenai museum Benteng Vredeburg.

Museum Benteng Vredeburg adalah sebuah benteng yang terletak di depan Gedung Agung dan istana Kesultanan Yogyakarta. Sekarang, benteng ini menjadi sebuah museum. Di sejumlah bangunan di dalam benteng ini terdapat diorama mengenai sejarah Indonesia.

Benteng Vredeburg Yogyakarta berdiri terkait erat dengan lahirnya Kasultanan Yogyakarta. Perjanjian Giyanti 13 Februari 1755 yang berrhasil menyelesaikan perseteruan antara Susuhunan Pakubuwono III dengan Pangeran Mangkubumi (Sultan Hamengku Buwono I kelak) adalah merupakan hasil politik Belanda yang selalu ingin ikut campur urusan dalam negeri raja-raja Jawa waktu itu.

Melalui Surat Keputusan Mendikbud RI Prof. Dr. Fuad Hasan nomor 0475/O/1992 tanggal 23 November 1992 secara resmi Benteng Vredeburg menjadi Museum Khusus Perjuangan Nasional dengan nama Museum Benteng Yogyakarta.

Untuk meningkatkan fungsionalisasi museum ini maka mulai tanggal 5 September 1997 mendapat limpahan untuk mengelola Museum Perjuangan Yogyakarta di Brontokusuman Yogyakarta, dari Museum Negeri Propinsi DIY Sonobudoyo.

Selanjutnya Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata tanggal 5 Desember 2003 Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta mempunyai Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi yaitu sebagai museum khusus merupakan Unit Pelaksana Teknis yang berkedudukan di lingkungan Kementerian dan Kebudayaan Deputi Bidang Sejarah dan Purbakala yang bertugas melaksanakan pengumpulan, perawatan, pengawetan, penelitian, penyajian, penerbitan hasil penelitian dan memberikan bimbingan edukatif kultural mengenai benda dan sejarah perjuangan bangsa Indonesia di wilayah Yogyakarta.

Disini, saya tidak hanya akan membicarakan mengenai sejarahnya tetapi juga dari hasil pengamatan saya pribadi. Saya mengunjungi museum ini pada tanggal 3 Oktober 2012. Pada hari itu museum sangat sepi. Mungkin bias dihitung dengan jari jumlah pengunjungnya, hanya saja sayangnya saya lupa menghitungnya J

Yang sangat saya suka dari museum Benteng Vredeburg adalah arsitekturnya yang sangat bercirikan belanda. Saat saya disana saya merasa sedang berada di belanda (walaupun saya belum pernah ke belanda). Bangunannya pun cukup terawat, bersih, dan tamannya juga indah.
Untuk masalah isi museum Vredeburg itu sendiri, sayarasa juga cukup menarik karna banyak diorama-diorama mengenai sejarah Indonesia yang dilengkapi penjelasan dengan menggunakan teknologi yang canggih.

Disana saya juga mendapatkan ilmu mengenai filosofi warna dari jaket almamater UGM, yaitu dikarenakan untuk mengenang penderitaan bangsa Indonesia pada zaman penjajahan yang mengenakan pakaian dari karung goni sehingga warna jaket almamater UGM disesuaikan dengan warna karung goni itu.

Sulit sekali bagi saya untuk menemukan kekurangan dari Benteng Vredeburg, karna bagi saya pribadi apa yang ada disana sudah cukup menarik. Mungkin yang kurang adalah inovasi-inovasi dari dioramanya sehingga pengunjung yang dating tidak banyak. Tetapi barangkali juga karna saya datangnya kesana bukan bertepatan dengan hari libur makanya pengunjung yang datang sedikit.

Tetapi inti dari tugas ini juga bukan untuk mengorek-ngorek kekurangan suatu museum tetapi untuk mengulas apakah museum itu sudah cukup menarik apa belum sehingga jika menemukan kekurangan diharapkan dapat memperbaikinya. Mungkin itu saja posting tentang Museum Vredeburg dari saya. Cukup sekian dan terima kasih sudah membacanya.




1 komentar:

  1. Tyas, fotonya tidak bisa dilihat, juga ada beberapa kata yang tidak bisa dibaca, mungkin bisa diupload ulang? Merci

    BalasHapus