Ditulis oleh : Trinityas Puspita Asmara
Saya
dan teman-teman sejurusan mendapat tugas untuk mengunjungi museum-museum yang
ada di D.I.Y dan saya memilih untuk mengunjungi museum Benteng Vredeburg. Tidak
ada alas an khusus sebenarnya kenapa saya memilih museum ini hanya dilandasi
rasa penasaran belaka. Dan berikut adalah sepintas sejarah mengenai museum
Benteng Vredeburg.
Museum
Benteng Vredeburg adalah sebuah benteng yang terletak di depan Gedung Agung dan istana Kesultanan
Yogyakarta. Sekarang, benteng ini menjadi sebuah museum. Di sejumlah bangunan di dalam benteng ini
terdapat diorama mengenai sejarah Indonesia.
Benteng Vredeburg Yogyakarta
berdiri terkait erat dengan lahirnya Kasultanan Yogyakarta. Perjanjian Giyanti
13 Februari 1755 yang berrhasil menyelesaikan perseteruan antara Susuhunan
Pakubuwono III dengan Pangeran Mangkubumi (Sultan Hamengku Buwono I kelak)
adalah merupakan hasil politik Belanda yang selalu ingin ikut campur urusan
dalam negeri raja-raja Jawa waktu itu.
Melalui Surat Keputusan Mendikbud RI Prof. Dr.
Fuad Hasan nomor 0475/O/1992 tanggal 23 November 1992 secara resmi Benteng
Vredeburg menjadi Museum Khusus Perjuangan Nasional dengan nama Museum Benteng
Yogyakarta.
Untuk meningkatkan fungsionalisasi museum ini
maka mulai tanggal 5 September 1997 mendapat limpahan untuk mengelola Museum
Perjuangan Yogyakarta di Brontokusuman Yogyakarta, dari Museum Negeri Propinsi
DIY Sonobudoyo.
Selanjutnya Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri
Kebudayaan dan Pariwisata tanggal 5 Desember 2003 Museum Benteng Vredeburg
Yogyakarta mempunyai Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi yaitu sebagai museum
khusus merupakan Unit Pelaksana Teknis yang berkedudukan di lingkungan
Kementerian dan Kebudayaan Deputi Bidang Sejarah dan Purbakala yang bertugas
melaksanakan pengumpulan, perawatan, pengawetan, penelitian, penyajian,
penerbitan hasil penelitian dan memberikan bimbingan edukatif kultural mengenai
benda dan sejarah perjuangan bangsa Indonesia di wilayah Yogyakarta.
Disini, saya tidak hanya akan membicarakan
mengenai sejarahnya tetapi juga dari hasil pengamatan saya pribadi. Saya
mengunjungi museum ini pada tanggal 3 Oktober 2012. Pada hari itu museum sangat
sepi. Mungkin bias dihitung dengan jari jumlah pengunjungnya, hanya saja
sayangnya saya lupa menghitungnya J
Yang sangat saya suka dari museum Benteng
Vredeburg adalah arsitekturnya yang sangat bercirikan belanda. Saat saya disana
saya merasa sedang berada di belanda (walaupun saya belum pernah ke belanda).
Bangunannya pun cukup terawat, bersih, dan tamannya juga indah.
Untuk masalah isi museum Vredeburg itu sendiri,
sayarasa juga cukup menarik karna banyak diorama-diorama mengenai sejarah
Indonesia yang dilengkapi penjelasan dengan menggunakan teknologi yang canggih.
Disana saya juga mendapatkan ilmu mengenai
filosofi warna dari jaket almamater UGM, yaitu dikarenakan untuk mengenang
penderitaan bangsa Indonesia pada zaman penjajahan yang mengenakan pakaian dari
karung goni sehingga warna jaket almamater UGM disesuaikan dengan warna karung
goni itu.
Sulit sekali bagi saya untuk menemukan kekurangan
dari Benteng Vredeburg, karna bagi saya pribadi apa yang ada disana sudah cukup
menarik. Mungkin yang kurang adalah inovasi-inovasi dari dioramanya sehingga
pengunjung yang dating tidak banyak. Tetapi barangkali juga karna saya
datangnya kesana bukan bertepatan dengan hari libur makanya pengunjung yang
datang sedikit.
Tetapi inti dari tugas ini juga bukan untuk
mengorek-ngorek kekurangan suatu museum tetapi untuk mengulas apakah museum itu
sudah cukup menarik apa belum sehingga jika menemukan kekurangan diharapkan
dapat memperbaikinya. Mungkin itu saja posting tentang Museum Vredeburg dari
saya. Cukup sekian dan terima kasih sudah membacanya.
Tyas, fotonya tidak bisa dilihat, juga ada beberapa kata yang tidak bisa dibaca, mungkin bisa diupload ulang? Merci
BalasHapus