Ditulis oleh : Aldila Sustikarina
Monumen sekaligus museum Diponegoro Sasana Wiratama
terletak di jalan HOS.Cokroaminoto TR III/430 Yogyakarta,jadwal kunjungannya
adalah hari senin hingga sabtu dari pukul 8 pagi hingga 13 siang dan berbiaya
masuk sukarela. Museum ini menyuguhkan koleksi barang-barang dari puri kediaman
Pangeran Diponegoro ketika beliau tinggal di Tegalrejo, Yogyakarta. Museum Diponegoro
merupakan tempat tinggal Pangeran Diponegoro sekaligus saksi biksu ketika
Pangeran Diponegoro di kepung oleh Belanda kala itu.
Museum Diponegoro mulai dibangun pada tanggal 2 Juli 1968
dan di prakarsai oleh Mayjen TNI Surono dan dilanjutkan oleh Mayjen TNI Widodo.
Museum ini selesai dibangun pada tanggal 9 Agustus 1969 dan diresmikan olah
Presiden Soeharto. Pada hari-hari museum ini terlihat sepi pengunjung karena
biasanya yang datang adalah rombongan sekolah yang sudah memberitahu terlebih
dahulu seperti hari ketika saya mengunjungi museum ini, yang berkunjung pada
hari itu hanyalah Saya sendiri. Saat itu Saya ditemani oleh penjaga museum, Pak
Slamet.
Benda-benda peninggalan Pangeran Diponegoro seperti gamelan,
keris, tombak, koin-koin uang zaman dulu benda-benda ini terlihat sudah sangat
tua dan sedikit usang karena terbuat di kisaran tahun 1700an.
Selain koleksi-koleksi tersebut juga terdapat beberapa
meriam dan padasan tempat minum kuda yang terbuat dari batu, karena dahulu
Pangeran Diponegoro memiliki banyak kuda.
Salah satu dari koleksi museum ini adalah sebuah kereta
kuda yang merupakan pemberian Sri Sultan Hamenkubuwono ke II yang dibuat oleh
Belanda.
Dari sekian banyak peninggalan-peninggalan tersebut yang
paling terkenal adalah tembok jebol atau belubang di dinding sebalah barat
museum merupakan saksi bisu perjuangan Pangeran Diponegoro melawan Belanda yang
masih bisa kita lihat higga saat ini. Cerita Pak Slamet pada Saya,tembok
tersebut jebol oleh pukulan tangan dari “kekuatan dalam”Pangeran Diponegoro
saat akan pergi meloloskan diri dari Belanda.
Tepat ditengah-tengah kompleks Museum ini terdapat pendopo
yang besar dan cukup tua, namun ketika Saya datang pendopo ini sudah
dikomersilkan menjadi tempat resepsi pernikahan.
Tepat dibelakang dari gebyok altar nikah itu terdapat
relief Pangeran Diponegoro dan 2 buah lukisan.
Terakhir adalah gambar plang monument Diponegoro yang
berada di belakang museum dan berdekatan dengan rumah-rumah penduduk sekitar.
Karena hari itu berkunjungnya sendirian, maka Aldila jadi tamu spesial kan? Satu guide untuk satu tamu!
BalasHapusIya madame kemaren sebenernya saya kesana sama agustri , makasih banyak komennya madame :* :) :D
Hapusmuseium yang banyak arti sejarah
BalasHapusRental mobil jogja
ternyata masih banyak peninggalan bersejarahnya yah k..
BalasHapusCvtuguJogja