Minggu, 06 Januari 2013

Museum Biologi UGM


MUSEUM BIOLOGI UGM
Oleh : Ficha Inggit Nastity
 


          

Terbayang dengan film “Night at the Museum” yang dibintangi Ben Stiller? Mungkin kita akan berpikir ulang bahwa berkunjung ke suatu museum bukanlah hal yang kuno. Dari film tersebut, kita bisa meliat sisi lain dari museum. Nah, pada tugas kali ini, saya ingin berkunjung ke museum biologi UGM yang terletak di jalan Sultan Agung no. 22, Yogyakarta. Museum ini terletak di pinggir jalan dan dapat dicapai dengan menggunakan Transjogja. Dan tiket tersebut dapat dibeli dengan harga Rp. 3000,- untuk tarif pelajar atau mahasiswa. Dalam gedung tua tersebut, kita akan disambut oleh fosil dinasaurus yang besar. Tapi jangan bayangkan fosil tersebut dapat hidup saat malam hari. Selain fosil dinasaurus, ada juga awetan harimau sumatera, elang, kucing hutan dan hewan – hewan yang tergolong langka tersebut.
Harimau Sumatera
Semakin kita masuk ke dalam, kita akan menemui banyak sekali awetan dan kerangka hewan dan tumbuhan. Di ruang tengah ada kerangka dari ikan duyung, yang seakan – akan sedang berenang. Ada juga, awetan kepala badak yang gagahnya bertengger di atas pintu ruang sekretariat. Selain hewan darat, adapula hewan laut yang berada diruangan khusus, semuanya tersimpan di toples – toples dan ditata sedemikian rupa di rak.

            Selain awetan atau fosil hewan, adapula awetan tumbuhan. Ruang tersebut persis berada di samping kiri fosil dinasaurus. Ruangan tersebut menyimpan ratusan jenis tumbuhan yang tumbuh dari berbagai belahan dunia.
Ikan Duyung

            Dari sekitar 4000 koleksi yang ada di museum ini, tidak semuanya berasal dari Indonesia saja, tetapi dari berbagai belahan bumi lainnya. Dan itu adalah hasil dari sumbangan para peneliti dan dari museum lain.
           Yang seperti kita tahu, museum biologi UGM adalah salah satu museum yang berdiri di bawah UGM yang didirikan pada tahun 1964 dan diresmikan pada 1 Januari 1970 dan bergabung dengan Barahmus DIY (Badan Musyawarah Musea – Organisasi yang tidak mencari keuntungan yang bergerak dibidang permuseuman). Museum ini memiliki koleksi kurang lebih 4000 koleksi yang terbagi dalam koleksi tumbuhan dan hewan ( hewan darat dan laut).
Badak Bercula


KEPEMIMPINAN
            Berdirinya museum biologi juga tak luput oleh pemimpin museum. Dan peran pemimpin museum biologi adalah :
  1. Drs. Anton Sukahar (1969-2001)
  2. Prof. Dr. Mamet Sagi (2001-2003)
  3. Dr. RC. Hidayat Soesilohadi, MS. (2003-2004)
  4. Dr. L. Hartanto Nugroho, M.Agr. (2004- sekarang
Dan penanggung jawab museum biologi adalah Dekan Fakultas Biologi UGM.

KOLEKSI
            Seperti yang kita tahu bahwa museum ini memiliki ribuan koleksi. Koleksi tersebut didapat dari hibahan dari para peneliti

Koleksi binatang
  1. Binatang Avetebrata (Hewan tak bertulang belakang)
  2. Binatang Vetebrata (Hewan bertulang belakang)
Koleksi Tumbuhan
  1. Tumbuhan yang hidup di dataran rendah
  2. Tumbuhan yang hidup di dataran tinggi yang diawetkan secara kering dan basah
  3. Fosil
Dan itulah hasil kunjungan saya, dan dari apa yang saya lihat, museum tersebut perlu sedikit perbaikan dalam dokumen seperti tagname yang sudah banyak hilang ataupun perlu sedikit data yang harus diberikan disetiap koleksi. Tapi, secara keseluruhan, museum ini sangat baik, dan saya sangat suka tempat tersebut, tempat yang berarsitekturkan waktu lampau. Menambah kesan ataupun image museum. 
Pengalaman Penulis: 
Sewaktu saya mendapat tugas ini, entah bagaimana saya memilih museum biologi UGM ini. Saya pernah sekilas melihat museum ini yang saya piker, cukup dekat dari kompleks UGM. Pas saya masuk, saya belum sadar bahwa tentu saja, di museum ini isinya hewan dan tumbuhan. Dan saya sangat benci dengan hewan melata atau yang punya kaki banyak. Saya baru sadar saat saya sedang asyiknya memotret koleksi yang didisplay, dan saya melihat ular Phyton yang sedang berpose melingkar-dengan-kepala-naik-keatas, pose yang sangat mainstream mungkin. Dan saat itu juga, saya sangat takut, parno sendiri. Bayangan saya bahwa bisa saja ular – ular tersebut bisa hidup lagi (mustahil memang). Tapi itu yang saya pikirkan saat itu. Dan ini pasti bukanlah film (Night at the Museum) yang dapat hidup lagi. Dan itupun masih pagi. Tapi, disamping itu, kunjungan saya sangat menyenangkan. Ngeri dan parno sendiri tapi penasaran. :)
Peta:




1 komentar:

  1. Terima kasih Ficha, tertarik untuk membuat film Night at the Museum 3? pasti keren kalau dibuatnya di museum Biologi ini, bisa menggabungkan antara Jurrasic Park dan Night at the Museum!

    BalasHapus