MUSEUM BIOLOGI UGM
Oleh : Ficha Inggit
Nastity
Terbayang
dengan film “Night at the Museum” yang dibintangi Ben Stiller? Mungkin kita
akan berpikir ulang bahwa berkunjung ke suatu museum bukanlah hal yang kuno. Dari
film tersebut, kita bisa meliat sisi lain dari museum. Nah, pada tugas kali
ini, saya ingin berkunjung ke museum biologi UGM yang terletak di jalan Sultan
Agung no. 22, Yogyakarta. Museum ini terletak di pinggir jalan dan dapat
dicapai dengan menggunakan Transjogja. Dan tiket tersebut dapat dibeli dengan
harga Rp. 3000,- untuk tarif pelajar atau mahasiswa. Dalam gedung tua tersebut,
kita akan disambut oleh fosil dinasaurus yang besar. Tapi jangan bayangkan
fosil tersebut dapat hidup saat malam hari. Selain fosil dinasaurus, ada juga
awetan harimau sumatera, elang, kucing hutan dan hewan – hewan yang tergolong
langka tersebut.
Harimau Sumatera |
Semakin
kita masuk ke dalam, kita akan menemui banyak sekali awetan dan kerangka hewan
dan tumbuhan. Di ruang tengah ada kerangka dari ikan duyung, yang seakan – akan
sedang berenang. Ada juga, awetan kepala badak yang gagahnya bertengger di atas
pintu ruang sekretariat. Selain hewan darat, adapula hewan laut yang berada
diruangan khusus, semuanya tersimpan di toples – toples dan ditata sedemikian
rupa di rak.
Selain awetan atau fosil hewan,
adapula awetan tumbuhan. Ruang tersebut persis berada di samping kiri fosil
dinasaurus. Ruangan tersebut menyimpan ratusan jenis tumbuhan yang tumbuh dari
berbagai belahan dunia.
Ikan Duyung |
Dari sekitar 4000 koleksi yang ada di museum ini, tidak
semuanya berasal dari Indonesia saja, tetapi dari berbagai belahan bumi lainnya.
Dan itu adalah hasil dari sumbangan para peneliti dan
dari museum lain.
Yang seperti kita tahu,
museum biologi UGM adalah salah satu museum yang berdiri di bawah UGM yang
didirikan pada tahun 1964 dan diresmikan pada 1 Januari 1970 dan bergabung
dengan Barahmus DIY (Badan Musyawarah Musea – Organisasi yang tidak mencari
keuntungan yang bergerak dibidang permuseuman). Museum ini memiliki koleksi
kurang lebih 4000 koleksi yang terbagi dalam koleksi tumbuhan dan hewan ( hewan
darat dan laut).
Badak Bercula |
KEPEMIMPINAN
Berdirinya
museum biologi juga tak luput oleh pemimpin museum. Dan peran pemimpin museum
biologi adalah :
- Drs. Anton Sukahar (1969-2001)
- Prof. Dr. Mamet Sagi (2001-2003)
- Dr. RC. Hidayat Soesilohadi, MS. (2003-2004)
- Dr. L. Hartanto Nugroho, M.Agr. (2004- sekarang
Dan
penanggung jawab museum biologi adalah Dekan Fakultas Biologi UGM.
KOLEKSI
Seperti yang kita tahu bahwa museum ini memiliki ribuan
koleksi. Koleksi tersebut didapat dari hibahan dari para peneliti
Koleksi
binatang
- Binatang Avetebrata (Hewan tak bertulang belakang)
- Binatang Vetebrata (Hewan bertulang belakang)
Koleksi
Tumbuhan
- Tumbuhan yang hidup di dataran rendah
- Tumbuhan yang hidup di dataran tinggi yang diawetkan secara kering dan basah
- Fosil
Dan itulah hasil kunjungan
saya, dan dari apa yang saya lihat, museum tersebut perlu sedikit perbaikan
dalam dokumen seperti tagname yang sudah banyak hilang ataupun perlu sedikit
data yang harus diberikan disetiap koleksi. Tapi, secara keseluruhan, museum
ini sangat baik, dan saya sangat suka tempat tersebut, tempat yang berarsitekturkan
waktu lampau. Menambah kesan ataupun image
museum.
Pengalaman
Penulis:
Sewaktu saya mendapat tugas
ini, entah bagaimana saya memilih museum biologi UGM ini. Saya pernah sekilas
melihat museum ini yang saya piker, cukup dekat dari kompleks UGM. Pas saya
masuk, saya belum sadar bahwa tentu saja, di museum ini isinya hewan dan
tumbuhan. Dan saya sangat benci dengan hewan melata atau yang punya kaki
banyak. Saya baru sadar saat saya sedang asyiknya memotret koleksi yang
didisplay, dan saya melihat ular Phyton
yang sedang berpose melingkar-dengan-kepala-naik-keatas, pose yang sangat mainstream mungkin. Dan saat itu juga,
saya sangat takut, parno sendiri. Bayangan
saya bahwa bisa saja ular – ular tersebut bisa hidup lagi (mustahil memang). Tapi
itu yang saya pikirkan saat itu. Dan ini pasti bukanlah film (Night at the
Museum) yang dapat hidup lagi. Dan itupun masih pagi. Tapi, disamping itu,
kunjungan saya sangat menyenangkan. Ngeri dan parno sendiri tapi penasaran. :)
Peta:
Terima kasih Ficha, tertarik untuk membuat film Night at the Museum 3? pasti keren kalau dibuatnya di museum Biologi ini, bisa menggabungkan antara Jurrasic Park dan Night at the Museum!
BalasHapus