Rabu, 09 Januari 2013



MUSEUM PAKUALAMAN

 oleh : CORRY WELIZA WENY

      Tepat tanggal 9 Januari 2012, satu hari sebelum deadline pengumpulan tugas ini, saya berkunjung ke area puro pakualaman. Awalnya sih, saya ragu apa bener ada museum Pakualaman. Karena Puro Pakualaman ini daerah bangsawan DIY (setau saya). Jadi, yang hanya boleh masuk mungkin orang-orang tertentu saja. Ternyata TIDAK lhoo saudara saudara semua. Oh ya, sebelum masuk dalam perbincangan tulisan ini, saya ingin menawarkan bahwa saya tidak akan membahas apa aja yang ada disana atau sesuatu yang mungkin awam untuk di ketahui. Sebelumnya saya mohon maaf, beberapa gambar saya download karena waktu itu saya nggak bawa kamera. Hehehe (maklum anak perantauan, apa adanya).





      Hmmm.. ini bukan museum nya lhoo. ini gerbang untuk masuk kedalam Puro Pakualaman. nah, maka dari itu, saya agak bingung. ini museum ada dimana tooh. ternyata, museum ada di sebelah kanan anda (maksudnya saya). 

        Uniknya museum ini (kita bahas dulu yang bagus bagus nya, hehe) adalah nggak bayar saudara saudara setanah air. Maksudnya nggak bayar adalah memberi seikhlasnya. ketauan nih mana pelit mana yang kagak. HAHA cieeelaaah. Uniknya yang kedua adalah jam bukanya itu lhoo sempit bangeet. bayangin aja masa jam bukanya cuma 3 jam doang. makanya serba terburu buru deeh. Maklum jiwa muda membara memang tergesa-gesa. 

      Dari tadi kita bahas Pakualaman mulu, sebenarnya saudara saudara se-ibu pertiwi tau nggak siapa sebenarnya Paku Alaman itu? sini, tak kasih tau. Setau saya dan sejauh saya membaca. ternyata Pakualaman itu adalah anak dari Sultan Habengkubuwono I yang merupakan anak dari istri keduanya (selir) . namun, kenapa berdiri kerajaan Pakualaman adalah suatu bentuk protes dulu, karena anak dari sultan dari istri pertama secara otomatis akan menjadi pemimpin. singkat cerita, berdirilah Kadipaten Pakualaman.

         Nah, udah kenal Pakualaman toh? nyook masuk kedalam museum. Sebelum masuk, saudara saudara akan disambut sama patung mirip ganesha gitu. (jujur, saya nggak tau maksudnya apa)


         Didalam museum ini, saya sempat tercengang gitu. soalnya ada beberapa stage yang tidak bisa disentuh (dipagari). Banyak barang-barang peralatan keraton.. seperti senjata, foto-foto keraton, alat-alat masak yang biasa dipakai oleh keraton. Oh ya, ada baju-baju yang biasa digunakan oleh pangeran maupun prajurit keraton. kereeen kan? 





        Yang unik ketiga itu adalah sejarah Kyai Manik Koemolo. Tau nggak saudara saudara seperjuangan? ternyata itu bukan nama orang lhoo. itu nama kereta kencana punya sang raja Pakualaman. heheh. Ceritanya begini lhoo, waktu itu kan lagi pemerintahan Raffles. Nah, sewaktu itu tahun 1812 Kesultanan Pakualaman udah berdiri kan, sepertinya itu sebuah peninggalan (bisa dibilang oleh oleh) dari pemerintahan Raffles. Selain kereta kencana tadi saudara saudara Indonesia bisa juga melihat benda koleksi milik kerajaan, seperti seperangkat singgasana Pangeran Adipati Praja Paku Alaman. Pokoknya Pakualaman bangeet deh kalau masuk kedalam museumnya.

         Nggak sampai disini kok perjalanan kita, setelah selesai capek keliling museum dan udah say goodbye sama bapak penjaga. tepat didepan Puro Pakualaman akan ada grobak "Rujak Es Cream". Yummmyy.. lezaaat banget lhoo. pas banget buat jadi makanan cuci mulut setelah berkeliling.



        Sok atuuh, kunjungi museum dan kenali apa yang terjadi pada masa lalu. Walaupun Museum ini jaaaaaaauh sekali dari kesempurnaan dan perlu perawatan intensif lagi. Makanya kita sebagai anak muda pendobrak masa masa kelam bangsa harus tau dan harus excited dengan yang namanya masa lalu. Mungkin saja masa lalu bisa menjadi guru yang baik untuk kelangsungan hidup kita nanti. 

           Jangan selalu menyalahkan pemerintah jika museum ini tidak banyak peminatnya dan terlilhat kuno (apalagi menarik). karena kita sebagai kaula muda saja enggan menoleh pada museum ini. Saran saja, dari saya yang bukan apa apa. Bukan Jawa tapi anak Indonesia. mungkin museum ini bisa diubah sistemnya seperti bukan museum. mungkin konkretnya saya tidak bisa menggambarkan. Bisa saja seperti berwisata seperti seolah olah kita menjadi bagian dalam Kadipaten Pakualaman. sehingga ilmunya dan nilai-nilainya bisa tersampaikan dengan baik. Dan juga, waktu kunjungannya terlalu sempit. Jika museum ini sudah sangat bagus, tidak ada salahnya untuk memungut biaya karena biaya perawatan museum ini pasti juga tidak murah. Hehehehe 

           Tunggu apalagi? Ayoook anak anak muda Indonesia, liriklah museum museum sejarah.!! karena bangsa yang besar adalah bangsa yang tau akan sejarahnya sendiri.



3 komentar:

  1. sama-sama madame. ayoook, madame udah pernah ke puro beluum? jangan lupa singgah ke museun ini yang madame. di tunggu lhoo

    BalasHapus
  2. Ajak husna dong corry kesanaaa, beliin rujak nyaa yaaa :D ahaha

    BalasHapus