Oleh: Fifilia Envi Rahmawati
Museum Ullen Sentalu adalah salah satu museum di Jogja yang sangat unik. Uniknya dikarenakan orang lokalnya sendiri tidak banyak tahu tentang museum ini. Museum ini letaknya memang mblushuk-mblushuk (masuk gang kecil dan terpencil) yaitu di daerah wisata Kaliurang tepatnya di jalan Boyong. Namun, ke-nyempil-an tempat ini tidak menjadikan museum ini tidak ramai dikunjungi pengunjung. Pengunjung yang datang mayoritas dari luar Jogjakarta (kan sudah dibilang, kalau orang Jogjanya saja jarang yang tahu). Dari penjelasan saya barusan kalau museum ini mblushuk sudah dapat dipastikan orang akan langsung mengimajinasikan bahwa museum ini pasti tempatnya seperti bangunan-bangunan kuno, sayang sekali itu memang benar, lihat saja dari tempat pembelian loketnya saja sudah "wow" seperti ini
naaah foto-foto diatas adalah foto tampak depan dan gerbang museum. Seram awalnya, tapi jangan salah setelah masuk suasana didalamnya sangat-sangat berbeda. Museum ini terdiri dari beberapa ruangan utama yang terletak di
tengah-tengah hutan buatan kecil. Pokoknya bener-bener serasa di hutan
tropis. Di dalam setiap ruangan dipasang AC dengan suhu yang berbeda-beda dan harus konstan , karena berisi barang-barang yang sudah berumur lebih dari umur saya.
oiya, untuk masuk dan mendalami isi Ullen Sentalu harus membayar tiket masuk sebesar 25 ribu untuk mengikuti tur selama 50 menit, itu sudah termasuk harga guide, welcome drink,
dan buku panduan. Sedangkan untuk anak-anak dikenakan biaya 15ribu.
Untuk turis asing, harganya sedikit berbeda 50ribu untuk dewasa dan
25ribu untuk anak-anak. Harga yang sedikit mahal untuk ukuran tiket
masuk museum di Jogja, tapi sangat masuk akal dan sebanding dengan apa
yang didapatkan. Trust me!
nah dari paketan yang sudah tertera pada tiket tersebut, tidak bisa semua orang langsung masuk, tetapi harus dikelompok-kelompokkan terlebih dahulu. Maksimal yang masuk adalah 20 orang. Dan juga disertai oleh seorang tour guide. Ullen sentalu sendiri ternyata merupakan singkatan dari ULating bLENcong
SEjatiNe TAtaraning LUmaku. Agak maksa sih, tapi nama ini punya nilai
filosofi yang intinya, lentera dan cahaya kehidupan penunjuk jalan.
Museum ini bisa dibilang cukup baru yakni diresmikan pada tahun 1997
oleh Paku Alaman VIII. Ini dia ruangan-ruangan di dalam museum yg "bisa" dijepret. Saudara oh Saudara, perlu diketahui bahwa di museum Ullen Sentalu ini ada 1 peraturan suangat penting, yaitu dilarang memotret ruangan dan benda-benda khusus.
Namanya juga museum keluarga, isinya ya seputar keluarganya Bu Siti
Nurul Kusuma Wardhani. Dan ternyata beliau ini masih hidup lho… sekarang
berumur 89 tahun. Semua ruangan bercerita tentang silsilah keluarga
Kerajaan Mataram yang bertahan sampai sekarang, mulai dari Paku Alaman,
kasultanan Ngayogyakarta, Mangkunegaran dan kasultanan Surakarta.
Lengkap. Bahkan ada lukisan 3D Ratu Kencono yang kalau diliatin matanya
serasa ngikutin kita. Di museum ini ada ruangan khusus untuk Ibu Siti
Nurul Kusuma Wardhani yang berisi dokumentasi ketika kecil hingga dewasa
dan menikah. Ibu yang satu ini punya julukan Putri dambaan karena
memang jadi primadona para laki-laki kerajaan saat itu termasuk Bung
Karno. Hmm…. tapi beliau tidak mau menikah dengan pria yang menganut
aliran poligami. Ups…. dan akhirnya beliau menambatkan hidupnya pada
seorang TNI bernama pak ….(maaf saya lupa) di usia 30 tahun.
Hmm…Perempuan yang berprinsip. Di samping itu ada banyak arca yang
disimpan di museum ini, salah satunya arca Ganesha.
Ada beberapa fakta yang agak-agak gimana gitu tentang keluarga kerajaan
ini. Pertama, saya baru tahu kalau seorang raja itu boleh memiliki 4
permaisuri (kata tour guide saya, ini sama seperti aturan poligami dalam Islam
maksimal 4 istri) tapi boleh memiliki selir sebanyak-banyaknya. Bahkan
ada raja yang memiliki 18 selir. Ck ck ck….Dalam budaya Jawa ternyata
ada aturan dalam pemakaian perhiasan, termasuk cincin. Cincin tidak
boleh dipasang di jari tengah karena jari tengah adalah jari tertinggi
yang menandakan kita tidak boleh mendahului kuasaNya. Cincin yang
dipasang di jari manis melambangkan kelemahlembutan, jari kelingking
melambangkan ketrampilan, untuk telunjuk dan ibu jari saya lupa. Dan
banyak lagi fakta lain yang berbau-bau klenik seperti tari bedoyo,dan
sejenisnya.
Kurang lebih 50 menit bersama sang tour guide berkeliling Ullen
Sentalu. Di akhir tur saya mendapat minuman tradisional yang dikenal
dengan sebutan Rengganis drunk, karena minuman ini berasal dari resep
khusus yang dibuat putri Rengganis dan konon katanya bikin awet muda.
Rasanya mirip sinom tapi tawar. Ada bau bau jahenya juga. Lucu.
Well then, museum Ullen Sentalu benar-benar melambangkan kekuasaan dan
keperkasaan keluarga kerajaan Mataram yang masih eksis hingga saat ini.
Kerajaan ini banyak mengambil Islam sebagai acuan dan pedoman, namun
sayangnya hanya sebagai simbol bukan benar-benar menjadi pedoman hidup
mereka. Tradisi kerajaan banyak diwarnai dengan teori-teori mistik yang
mungkin berasal dari kerajaan Hindu Budha sebelumnya. Di museum ini pula
saya jadi tahu kalau keluarga kerajaan sangat dekat sekali hubungannya
dengan Belanda kala itu. Mungkin itu sebabnya tidak banyak pahlawan
nasional yang lahir dari keluarga kerajaan.
terlalu cupu bila kau tak mencoba mencicipi Ullen Sentalu ini guys. Semoga info tadi bisa membantu teman-teman dalam menemukan refrensi tempat wisata di Jogjakarta yang indah nan keren iniiiii :D Merci beaucoup mes amis :*
Terima kasih ulasannya, tapi ini siapa ya penulis blognya?
BalasHapusIni Bibil, madame
BalasHapusD'accord
BalasHapus