MUSEUM KALICODE
Museum Romo Mangun atau lebih dikenal Museum Kalicode ini terletak di Kampung Ledok Kali Code Kotabaru, Kota Yogyakarta.
Saya mengetahui museum ini dari teman saya Bagus. Awalnya kami tidak tahu kalau ternyata ada museum di sekitar kalicode, setelah saya browsing di internet, ternyata memang ada. Akhirnya pada hari Sabtu 5 Januari 2012, kami pergi ke museum ini untuk melihat-lihat apa saja yang ada di dalamnya.
Setelah bertanya-tanya dengan warga sekitar, serta melewati lorong-lorong kecil dan beberapa anak tangga, sampailah kami ke museum tersebut.
Museum yang hanya berdinding bambu dan terdiri dari 2 lantai. Lantai bawah adalah tempat untuk bermain dan belajar bagi anak-anak, sedangkan lantai atas berisi buku-buku dan beberapa foto serta lukisan yang menggambarkan sungai kalicode. Kami juga heran kenapa tempat ini bisa disebut museum, padahal tempat ini lebih layak disebut perpustakaan. Pada hari itu kami juga bertemu dengan pengunjung yang lain, seorang mahasiswa ITB dan sepupunya. Dia mengunjungi museum ini dengan alasan mengidolakan Romo Mangun, seorang pastor yang pernah membantu warga disekitar sungai Kalicode untuk mempertahankan tempat tinggal mereka supaya tidak digusur.
Kekurangan dari museum ini mungkin menurut saya buku-buku dan
lukisan-lukisan yang ada keliatan tidak terawat dan tidak tersusun
dengan rapi.
Kalau kelebihannya adalah sebagai tempat dimana orang-orang umum bisa membaca buku-buku yang sudah tersedia. Buku-buku disini bisa di bilang lengkap, karena terdiri dari berbagai pilihan bacaan. Dan juga seperti yg sudah disebutkan di atas, bisa sebagai tempat untuk bermain dan belajar bagi anak-anak.
Selain itu, tempat ini bisa digunakan sebagai tempat untuk bersantai sembari melihat-lihat pemandangan sungai kalicode dan merasakan hembusan angin yang sepoi-sepoi.
Selain itu, tempat ini bisa digunakan sebagai tempat untuk bersantai sembari melihat-lihat pemandangan sungai kalicode dan merasakan hembusan angin yang sepoi-sepoi.
SEKIAN
Tujuan dari museum ini mungkin untuk belajar bersama, jadi bukan hanya tempat memajang dokumen bersejarah ya? Terima kasih atas liputannya
BalasHapus